MAZHAB-MAZHAB MANAJEMEN
Kemajuan ilmu pengetahuan, penggunaan
multidisiplin dan adanya komputer telah membuka macam-macam kemungkinan dan
kesempatan guna memperbaiki pemikiran tentang manajerial.
Hasilnya berupa sejumlah keyakinan serta
sudut pandangan yang berbeda-beda tentang manajemen hal yang lazim dikaitkan
dengan apa yang dinamakan “mazhab-mazhab manajemen”. Dewasa ini terdapat
macam-macam mazhab atau aliran manajemen , mazhab-mazhab itu sebagai berikut:
1. Mazhab manajemen berdasarkan kebiasaan.
2. Mazhab manajemen ilmiah
3. Mazhab kelakuan
4. Mazhab sosial
5. Mazhab manajemen sistem
6. Mazhab manajemen berdasarkan keputusan-keputusan
7. Mazhab pengukuran kwantitatif
8. Mazhab proses manajemen
9. Mazhab manajemen menurut keadaan
Mazhab Manajemen Berdasarkan Kebiasaan
Orang dapat mencapai hal yang baik, apabila
mengikuti mazhab ini. Mazhab ini bersifat simpel, memberikan perasaan kepastian
dan memberikan keterangan-keterangan kepada seseorang manager tentang
aktivitas-aktivitas yang terjadi diluar perusahaan.
Mazhab Manajemen Ilmiah
Mazhab ini menggunakan metode ilmiah yang
memverifikasi atau menolak asumsi-asumsi dengan jalan melaksanakan eksperimen
secara terkendali. Hubungan kausal berarti bahwa adanya hal-hal tertentu atau
terjadinya hal-hal tersebut disertai secara kausal oleh hal-hal lain yang ada
atau yang akan terjadi. Haltersebut hendaknya jangan dikacaukan dengan apa yang
merupakan sebab dan apa efeknya. Langkah-langkah pada metode ilmiah adalah:
a. Identifikasi
proposisi
Hal tersebut menetapkan sasaran dan mengarahkan seluruh
penelitian kearah tujuan tertentu.
b. Lakukanlah observasi pendahuluan tentang proposisi
Bersifat eksploratoris, menyediakan keterangan yang ada dan
bahan latar belakang yang berguna.
c. Kemukakanlah
pemecahan tentatif terhadap proposisi
Hipotesa yang dikemukakan akan dibenarkan atau ditolak
melalui eksperimen-eksperimen yang dikendalikan.
d. Selidikilah proposisi secara cermat, dengan menggunakan
pengetahuan yang berlaku dan eksperimeneksperimen yang dikendalikan.
e. Klisifikasilah
data yang diperoleh
Mengklasifikasi banyak membantu kita dalam hal meneliti
data.
f. Nyatakanlah
jawaban tentatif terhadap terhadap proposisi
Melalui penafsiran data yang diklasifikasi secara cermat.
Untuk tujuan itu, orang menggunakan dua macam cara penguraian yaitu: penguraian
secara induktif dan penguraian secara deduktif
g. Sesuaikanlah dan kemukakanlah jawaban terhadap proposisi
Memastikan adanya validitas dan kelengkapan maka jawaban
tentatif tersebut ”dicoba” dengan kondisi-kondisi yang ditetapkan dan kemudian
hasil-hasilnya dicatat.
Azas manajemen ilmiah: pelaksanaan penelitian
secara mendalam, eksperimen-eksperimen yang dikendalikan dan penafsiran data
yang diperoleh secara hati-hati merupakan landasan yang dapatndipercaya bagi
determinasi dan evaluasi fakta-fakta baru yang dipergunakan oleh para manager.
Azas analisa dan sintesa: memecah-mecah
sebuah problem ke dalam komponen-komponennya dan sebaliknya mengkombinasikan
aneka macam entitas yang sedang dipersoalkan sangat membantu dalam hal
mengindentifikasi dan menentukan pentingnya relatif masing-masing faktor
problem tersebut.
Mazhab Kelakuan
Titik vokal penting daripada tidakan
manajerial adalah kelakuan manusia apa yang dicapai, bagaimana hal tersebut
dicapai dan mengapa hal tersebut dicapai dipandang sehubungan dengan impaknya
dan pengaruhnya atas manusia yang dianggap sebagai entitas penting daripada
manajemen. Topik-topik yang dipersoalkan antara lain: hubungan manusia,
motivasi, kepemimpinan, latihan serta komunikasi. Mazhab ini merupakan
perkembangan daripada penerapan ilmu-ilmu tentang kelakuan, khususnya ilmu jiwa
dan ilmu jiwa sosial terhadap ilmu manajemen. Mazhab ini menekankan pula
pengaruh vital daripada lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kelakuan.
Hasilnya berupa penemuan-penemuan penting
mengenai persoalan kebutuhan dan motivasi manusia yang sedang bekerja,
penggunaan otoritas, pengaruh irasional pada kelakuan manusia dan
hubungan-hubungan informal yang timbul dalam sesuatu lingkungan kerja.
Mazhab Sosial
Manajemen sebagai sebuah sistem sosial atau
secara lebih spesifik, sebagai suatu sistem antar hubungan kulturil. Mazhab ini
berorientasi pada ilmu sosiologi dan mempersoalkan pengindentifikasian berbagai
kelompok sosial maupun maupun hubungan-hubungan kulturil mereka di samping itu,
kelompok-kelompok tersebut diintegrasi dalam sebuah sistem sosial lengkap.
Hal yang mendasari keyakinan mazhab sosial
ini adalah kebutuhan untuk memecahkan berbagai macam pembatasan yang dihadapi
oleh manusia dan lingkungan mereka. Biasanya digunakan sebuah kesatuan social
yang ideal, dimana manusia berkomunikasi secara efektif satu sama lain, dan
dimana mereka dengan sukarela membantu kearah dicapainya tujuan umum.
Kadang-kadang kesauan yangn dipersoalkan
adalah seluruh entitas social. Apabila hal itu dilakukan maka mazhab terrsebut
dipengaruhi secara ekologis dan mempersoalkan hubungan-hubungan antara:
organisasi, lingkungan intern dan ekstern, kekuatan-kekuatan yang menimbulkan
perubahan-perubahan dan penyesuaian-penyesuaian.
Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa mazhab
sosial menentukan interaksi serta kerjasama manusia yang bersama-sama membentuk
sebuah entitas sosial. Ia melakukan kelakuan organisasi maupun rasional dan
pengembangan pengertian yang didasarkan atas penelitian-penelitian empiris.
Mazhab Manajemen Sistem
Sebuah system dapat dianggap sebagai suatu
keseluruhan yang terorganisasi yang terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan
dengan cara tertentu dan yang ditujukan kearah tujuan tertentu. System-sistem
merupakan dasar bagi kebanyakan aktivitas. Analisa mengungkapkan bahwa sebuah
aktivitas sebenarnya merupakan hasil banyak sub-aktivitas lain dan sebaliknya,
sub-aktivitas tersebut merupakan hasil banyak sub-sub aktivitas lainnya.
Sebuah perusahaan dianggap sebagai sebuah
system buatan, dimana bagian-bagian internnya bekerjasama untuk mencapai
tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan, sedangkan bagian-bagian ekstern
berhubungan dengan lingkungannya, inklusif para pembelinya, public secara umum,
para leveransir dan pihak pemerintah.
Mazhab Manajemen Berdasarkan Keputusan-Keputusan
Pada mazhab ini titik berat diletakkan pada
keputusan-keputusan manajerial. Pengambilan keputusan-keputusan merupakan tugas
sebenarnya daripada pihak manager. Pembuat keputusan adalah manager. Memang
harus diakui bahwa pembuatan keputusan adalah vital pada setiap mazhab
manajemen. Akan tetapi, konseptualisasi keputusan kontemporer bukanlah terbatas
hingga sesuatu bidang yang terbatas, atau dideterminasi pleh latihan sederhana
dalam bidang akal sehat. Banyak pihak beranggapan bahwa sesuatu keputusan manajerial
bukan saja mencakup hal apa yang harus dilakukan tetapi juga bagaimana dan bila
harus melakukannya.
Mazhab Pengukuran Kuantitatif
Pada mazhab ini, para penganutnya
memandang manajemen sebagai salah satu entitas logis, yang
tindakan-tidakannyadalam bentuk symbol-simbol matematis, hubungan-hubungan
matematis dan data yang dapat diukur. Adapun dua hal yng mencirikan mazhab
kwantitatif ini:
1. Mengoptimalkan atau meminimalkan input-output
2. Penggunaan model-model matematis
Mengoptimalkan atau mengoptimalisasi berarti
bahwa apa yang paling baik bagi sebuah factor yang terseleksi dipilih daripada
sebuah keseluruhan seperti misalnya sebuah organisasi secara keseluruhan,
departemen atau kelompok kerja dan setiap alternative lain adalah adalah kurang
baik. Mengoptimalisasi biasanya berhubungan dengan penjualan, laba bruto,
penggunaan mesin-mesin, service atau produktivitas. Sebaliknya tindakan
meminimalisasi bersifat typis bagi biaya dan waktu yang dipergunakan.
Perlu diingat pula bahwa penggunaan approach
ini tidaklah mengurai resiko, tetapi sekalipun demikian, pihak manager banyak
mendapatkan bantuannya dalam rangka mengambil resiko yang tepat.
Mazhab Proses Manajemen
1. Perencanaan berarti tindakan mendeterminasi sasaran dan
arah tindakan yang akan diikuti.
2. Pengorganisasian adalah tindakan mendistribusi pekerjaan
antara kelompok yang ada dan menetapkan dan memerici hubungan yang diperlukan.
3. Menggerakan berarti merangsang anggota kelompok untuk
melaksanakan tugas mereka dengan kemauan baik dan secara antusias.
4. Mengawasi berarti mengawasi aktivitas agar sesuai dengan
rencana.
Mazhab Manajemen Menurut Keadaan
Salah satu mazhab relative baru yang muncul
adalah mazhab manajemen menurut keadaan. Pada pengikutnya menekankan relavansi
tindakan manajerial dengan cirri-ciri khusus situasi dimana terjadi kejadian
tersebut. Dinyatakan bahwa manajemen harus sesuai dengan lingkungannya. Hal
tersebut berarti kondisi-kondisi atau lingkungan didalam msns msnsjemen
terjadi. Istilah tersebut lazim digunakan oleh dunia militer, yang menyusun
rencana untuk berbagai kondisi yang diasumsi akan terjadi.
Konsepsi tersebut telah ditekankan pada apa
yang dikenal sebagai “situational management” dan dalam sebuah piper tahun
1919, Mary Parker Follet,
menggunakan istilah “ law of the situation”. Sebenarnya kebanyakan manajer
mempertimbangkan situasi individual dalam hal melaksanakan tugas manajerial
mereka, tetapi mungkin mereka melupakan factor situasional tertentu sewaktu
makin banyak pengetahuan diperoleh mengenai factor apa perlu diperhatikan dama
situasi macam apa, maka caliber manajemen akan bertambah baik dan manajer
tersebut akan dapat menjalankan manajemen dengan kepastian yang lebih besar.